Lanjut Usia Menurut Who

Halo, selamat datang di LabourRache.ca! Senang sekali Anda mampir dan tertarik untuk memahami lebih dalam tentang definisi lanjut usia, khususnya menurut pandangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Topik ini seringkali menjadi perbincangan menarik, karena usia tua adalah fase kehidupan yang pasti akan kita alami, atau mungkin sedang kita jalani saat ini.

Di era modern ini, definisi usia tidak lagi sekadar angka. Lebih dari itu, ia mencerminkan kesehatan, gaya hidup, dan kualitas hidup secara keseluruhan. WHO, sebagai organisasi yang fokus pada kesehatan global, tentu memiliki kriteria dan pandangan tersendiri mengenai apa yang dimaksud dengan lanjut usia.

Artikel ini akan mengupas tuntas definisi lanjut usia menurut WHO, berbagai aspek yang mempengaruhinya, dan bagaimana kita bisa mempersiapkan diri untuk memasuki usia senja dengan sehat dan bahagia. Yuk, simak terus!

Apa Sebenarnya yang Dimaksud Lanjut Usia Menurut WHO?

WHO mendefinisikan lanjut usia (lansia) berdasarkan rentang usia kronologis. Secara umum, WHO mengklasifikasikan usia sebagai berikut:

  • Usia pertengahan (middle age): 45-59 tahun
  • Lanjut usia (elderly): 60-74 tahun
  • Tua (old): 75-89 tahun
  • Sangat tua (very old): 90 tahun ke atas

Namun, penting untuk diingat bahwa definisi ini hanyalah kerangka dasar. WHO mengakui bahwa usia kronologis hanyalah salah satu faktor. Kondisi kesehatan, kemampuan fungsional, dan partisipasi sosial juga sangat berpengaruh dalam menentukan apakah seseorang dapat dianggap "lanjut usia" dalam arti yang sebenarnya.

Dengan kata lain, seseorang yang berusia 65 tahun mungkin merasa dan bertindak seperti orang berusia 50 tahun, sementara orang lain pada usia yang sama mungkin sudah membutuhkan perawatan ekstra. Jadi, jangan terpaku pada angka saja!

Lebih dari Sekadar Angka: Pendekatan Holistik WHO terhadap Usia Tua

WHO tidak hanya melihat usia dari sudut pandang biologis. Mereka juga menekankan pentingnya aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam kehidupan lansia. Ini berarti bahwa kebijakan dan program untuk lansia harus komprehensif dan mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi kualitas hidup mereka.

Misalnya, akses terhadap layanan kesehatan yang terjangkau, lingkungan yang ramah lansia (misalnya, transportasi umum yang mudah diakses, trotoar yang aman), dan kesempatan untuk tetap aktif secara sosial dan berpartisipasi dalam masyarakat adalah hal-hal penting yang perlu diperhatikan.

WHO mendorong pendekatan yang berpusat pada individu, di mana kebutuhan dan preferensi lansia menjadi prioritas utama. Ini berarti mendengarkan suara mereka, menghargai pengalaman mereka, dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan untuk tetap mandiri dan bermakna dalam kehidupan.

Mengapa Definisi Lanjut Usia Menurut WHO Penting?

Definisi lanjut usia menurut WHO penting karena beberapa alasan:

  1. Sebagai Panduan Kebijakan: Definisi ini menjadi landasan bagi pemerintah dan organisasi dalam merancang kebijakan dan program yang ditujukan untuk lansia.
  2. Alokasi Sumber Daya: Dengan mengetahui jumlah populasi lansia dan kebutuhan mereka, sumber daya dapat dialokasikan secara efektif untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
  3. Penelitian: Definisi ini membantu para peneliti dalam mengidentifikasi lansia sebagai kelompok target dalam penelitian kesehatan dan sosial.
  4. Kesadaran Masyarakat: Memahami definisi ini membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu yang berkaitan dengan penuaan dan pentingnya mendukung lansia.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia

Kesehatan dan kesejahteraan lansia dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks yang saling berinteraksi. Memahami faktor-faktor ini sangat penting untuk merancang intervensi yang efektif untuk meningkatkan kualitas hidup lansia.

Kesehatan Fisik: Lebih dari Sekadar Bebas Penyakit

Kesehatan fisik lansia tidak hanya berarti bebas dari penyakit. Ini juga mencakup kemampuan untuk berfungsi secara mandiri, menjaga mobilitas, dan memiliki energi yang cukup untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, arthritis, dan demensia seringkali menjadi tantangan utama bagi kesehatan fisik lansia.

Selain itu, penurunan fungsi organ tubuh secara alami juga dapat memengaruhi kesehatan fisik lansia. Penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan menerapkan gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan fisik tetap optimal.

Gaya hidup sehat yang dimaksud meliputi:

  • Nutrisi yang seimbang: Konsumsi makanan yang kaya akan nutrisi dan serat.
  • Aktivitas fisik teratur: Olahraga ringan seperti berjalan kaki, berenang, atau senam.
  • Istirahat yang cukup: Tidur selama 7-8 jam setiap malam.
  • Menghindari rokok dan alkohol: Kebiasaan buruk ini dapat mempercepat proses penuaan dan meningkatkan risiko penyakit kronis.

Kesehatan Mental: Menjaga Pikiran Tetap Tajam dan Bahagia

Kesehatan mental lansia seringkali terabaikan, padahal sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Depresi, kecemasan, dan kesepian adalah masalah umum yang dapat memengaruhi kesehatan mental lansia. Faktor-faktor seperti kehilangan orang yang dicintai, pensiun, dan perubahan sosial dapat memicu masalah kesehatan mental pada lansia.

Penting untuk menjaga pikiran tetap aktif dengan membaca, menulis, bermain teka-teki, atau belajar hal-hal baru. Interaksi sosial dengan keluarga, teman, dan komunitas juga sangat penting untuk menjaga kesehatan mental lansia.

Jika Anda merasa sedih, cemas, atau stres, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Terapis, psikolog, dan psikiater dapat membantu Anda mengatasi masalah kesehatan mental dan meningkatkan kualitas hidup Anda.

Lingkungan Sosial: Dukungan Keluarga dan Komunitas

Lingkungan sosial memainkan peran penting dalam kesehatan dan kesejahteraan lansia. Dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas dapat membantu lansia tetap aktif secara sosial, merasa dihargai, dan memiliki tujuan hidup.

Keluarga dapat memberikan dukungan emosional, praktis, dan finansial kepada lansia. Teman dapat memberikan persahabatan, dukungan sosial, dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang menyenangkan. Komunitas dapat menyediakan layanan kesehatan, program rekreasi, dan kesempatan untuk menjadi sukarelawan.

Jika Anda seorang lansia yang merasa kesepian atau terisolasi, cobalah untuk bergabung dengan kelompok sosial, klub, atau organisasi sukarela. Anda juga dapat mencari teman baru dengan mengikuti kursus, menghadiri acara komunitas, atau menjadi sukarelawan.

Strategi untuk Menua dengan Sehat dan Bahagia

Menua adalah proses alami yang tak terhindarkan. Namun, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk menua dengan sehat, bahagia, dan bermakna. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat Anda terapkan:

Persiapan Finansial: Merencanakan Masa Pensiun dengan Bijak

Salah satu aspek penting dalam mempersiapkan masa pensiun adalah perencanaan keuangan. Pastikan Anda memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup Anda setelah pensiun.

Anda dapat mulai menabung sejak dini, berinvestasi dalam saham atau obligasi, atau membeli asuransi pensiun. Konsultasikan dengan perencana keuangan untuk mendapatkan saran yang tepat sesuai dengan situasi keuangan Anda.

Selain itu, pertimbangkan untuk memiliki sumber pendapatan tambahan setelah pensiun. Anda dapat bekerja paruh waktu, memulai bisnis kecil, atau menyewakan properti Anda.

Gaya Hidup Sehat: Investasi Jangka Panjang untuk Kesehatan

Gaya hidup sehat adalah kunci untuk menua dengan sehat dan bahagia. Mulailah dengan mengadopsi pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan tidur yang cukup.

Batasi konsumsi makanan olahan, minuman manis, dan makanan berlemak. Perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak.

Lakukan aktivitas fisik selama minimal 30 menit setiap hari. Anda dapat berjalan kaki, berenang, bersepeda, atau melakukan senam.

Tidur selama 7-8 jam setiap malam untuk memulihkan energi dan menjaga kesehatan mental.

Aktif Secara Sosial: Terhubung dengan Orang Lain

Tetap aktif secara sosial adalah penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional lansia. Jalin hubungan yang kuat dengan keluarga, teman, dan komunitas.

Ikut serta dalam kegiatan sosial, seperti pertemuan keluarga, acara komunitas, atau kelompok sukarela.

Bergabunglah dengan klub atau organisasi yang sesuai dengan minat Anda.

Manfaatkan teknologi untuk tetap terhubung dengan orang-orang yang jauh. Anda dapat menggunakan media sosial, email, atau video call.

Tantangan yang Dihadapi Lansia dan Bagaimana Mengatasinya

Meskipun banyak lansia yang menikmati masa pensiun yang aktif dan bahagia, ada juga beberapa tantangan yang mereka hadapi. Memahami tantangan-tantangan ini dapat membantu kita memberikan dukungan yang tepat kepada lansia.

Diskriminasi Usia (Ageisme): Melawan Stereotip Negatif

Diskriminasi usia atau ageisme adalah stereotip negatif dan diskriminasi terhadap orang berdasarkan usia mereka. Ageisme dapat termanifestasi dalam berbagai bentuk, seperti stereotip negatif tentang kemampuan lansia, diskriminasi dalam pekerjaan, dan kurangnya akses terhadap layanan kesehatan.

Untuk mengatasi ageisme, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu yang berkaitan dengan penuaan dan menghilangkan stereotip negatif tentang lansia. Kita juga perlu memastikan bahwa lansia memiliki akses yang sama terhadap kesempatan dan sumber daya.

Akses Terhadap Layanan Kesehatan yang Terjangkau dan Berkualitas

Akses terhadap layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas adalah krusial bagi lansia. Namun, banyak lansia yang menghadapi kendala dalam mengakses layanan kesehatan karena biaya yang mahal, kurangnya asuransi, atau kurangnya fasilitas kesehatan yang ramah lansia.

Pemerintah dan organisasi kesehatan perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa lansia memiliki akses yang mudah dan terjangkau terhadap layanan kesehatan yang mereka butuhkan.

Kesepian dan Isolasi Sosial: Menciptakan Koneksi yang Bermakna

Kesepian dan isolasi sosial adalah masalah umum yang dihadapi lansia. Faktor-faktor seperti kehilangan orang yang dicintai, pensiun, dan kurangnya mobilitas dapat menyebabkan lansia merasa kesepian dan terisolasi.

Untuk mengatasi kesepian dan isolasi sosial, penting untuk menciptakan kesempatan bagi lansia untuk berinteraksi dengan orang lain. Keluarga, teman, dan komunitas dapat memainkan peran penting dalam memberikan dukungan sosial kepada lansia.

Tabel: Klasifikasi Usia Menurut WHO

Berikut adalah tabel ringkasan mengenai klasifikasi usia menurut WHO:

Kategori Usia Rentang Usia
Usia Pertengahan 45-59 tahun
Lanjut Usia (Elderly) 60-74 tahun
Tua (Old) 75-89 tahun
Sangat Tua (Very Old) 90+ tahun

Kesimpulan

Memahami definisi lanjut usia menurut WHO sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan mendukung lansia. Usia senja bukanlah akhir dari segalanya, melainkan babak baru dalam kehidupan yang penuh potensi. Dengan persiapan yang matang, gaya hidup sehat, dan dukungan sosial yang kuat, kita semua dapat menua dengan sehat, bahagia, dan bermakna.

Terima kasih sudah membaca artikel ini! Jangan lupa untuk mengunjungi LabourRache.ca lagi untuk mendapatkan informasi menarik lainnya tentang kesehatan dan kesejahteraan. Sampai jumpa!

FAQ: Lanjut Usia Menurut WHO

Berikut adalah 13 pertanyaan umum tentang lanjut usia menurut WHO beserta jawabannya:

  1. Apa definisi lanjut usia menurut WHO? WHO membagi lanjut usia menjadi beberapa kategori berdasarkan usia kronologis: usia pertengahan (45-59 tahun), lanjut usia (60-74 tahun), tua (75-89 tahun), dan sangat tua (90 tahun ke atas).

  2. Apakah definisi usia WHO hanya berdasarkan angka? Tidak, WHO mengakui bahwa usia kronologis hanyalah salah satu faktor. Kondisi kesehatan dan kemampuan fungsional juga penting.

  3. Mengapa definisi lanjut usia menurut WHO penting? Definisi ini digunakan sebagai panduan kebijakan, alokasi sumber daya, penelitian, dan peningkatan kesadaran masyarakat.

  4. Apa saja faktor yang memengaruhi kesehatan lansia? Faktor-faktornya meliputi kesehatan fisik, kesehatan mental, dan lingkungan sosial.

  5. Bagaimana cara menjaga kesehatan fisik saat lansia? Dengan nutrisi seimbang, aktivitas fisik teratur, istirahat yang cukup, dan menghindari rokok serta alkohol.

  6. Mengapa kesehatan mental penting bagi lansia? Kesehatan mental yang baik membantu lansia tetap aktif, bahagia, dan terhubung dengan orang lain.

  7. Apa peran keluarga dalam mendukung lansia? Keluarga dapat memberikan dukungan emosional, praktis, dan finansial.

  8. Bagaimana cara mempersiapkan masa pensiun secara finansial? Dengan menabung, berinvestasi, dan merencanakan sumber pendapatan tambahan.

  9. Apa itu ageisme? Ageisme adalah diskriminasi usia, atau stereotip negatif terhadap orang berdasarkan usia mereka.

  10. Bagaimana cara mengatasi kesepian pada lansia? Dengan bergabung dengan kelompok sosial, mengikuti kegiatan komunitas, dan memanfaatkan teknologi untuk tetap terhubung.

  11. Apa saja tantangan utama yang dihadapi lansia? Tantangan-tantangan tersebut termasuk diskriminasi usia, akses terhadap layanan kesehatan, dan kesepian.

  12. Apa yang dapat dilakukan untuk membantu lansia menua dengan baik? Dengan memberikan dukungan emosional, praktis, dan finansial, serta menciptakan lingkungan yang ramah lansia.

  13. Dimana saya bisa mendapatkan informasi lebih lanjut tentang lansia menurut WHO? Anda bisa mengunjungi website resmi WHO dan mencari publikasi terkait penuaan dan kesehatan.